Blogger Widgets

Sunday 24 November 2013

Pengertian kabel UTP dan kabel STP

Sebelum belajar tentang jaringan, modal awal yang harus di ketahui pertama kali tentunya adalah jenis kabel apa yang dapat di gunakan untuk dapat membuat sebuah jaringan, kali ini saya akan share jenis kabel yang dapat digunakan untuk membuat sebuah jaringan.yaitu kabel UTP dan kabel STP, sebenarnya apakah yang dimaksud dengan kabel UTP dan kabel STP itu...??

Berikut ini adalah pengertian dari kabel UTP dan kabel STP.
Kabel STP








 
Kabel STP (Shielded Twisted Pair) merupakan salah satu media transmisi yang digunakan untuk membuat sebuah jaringan  yang berbasis lokal atau biasa disebut LAN (Local Area Network). Sesuai namanya Shielded Twisted Pair berarti kabel pasangan berpilin atau terbelit dengan pelindung. Hampir sama dengan kabel UTP tapi kabel STP mempunyai selubung lagi yang menyelubungi ke 4 lilitan kabel di dalamnya. Fungsi lilitan dan kulit penyelubung ini adalah sebagai eleminasi terhadap induksi dan kebocoran.


Kabel UTP

Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) merupakan salah satu media transmisi yang paling banyak digunakan untuk membuat sebuah jaringan yang berbasis lokal atau biasa disebut LAN (Local Area Network). Sesuai namanya yaitu Unshielded Twisted Pair berarti kabel pasangan yang berpilin atau terbelit tanpa pelindung. Fungsi dari lilitan ini adalah sebagai eleminasi terhadap induksi dan kebocoran. kabel jenis banyak digunakan untuk membuat sebuah jaringan selain harganya yang tidah terlalu mahal, kabel ini juga mudah untuk memotongnya karena hanya mempunyai satu kulit penyelubung. oleh karena itu banyak orang yang menggunakan kabel jenis ini untuk membuat sebuah jaringan.

Demikian penjelasan dari kabel UTP dan kabel STP, semoga bermanfaat.

Saturday 23 November 2013

Metode instalasi Sistem Operasi Jaringan(Berbasis GUI)

Metode instalasi berdasarkan letak file sistem operasi disimpan antara lain :

a.CD/DVD ROM
merupakan metode yg paling banyak digunakan karena handal,tahan lama,kapasitas besar,murah dan fleksibel.

b.Harddisk
instalasi juga dapat dilakukan menggunakan harddiskyang telah berisi file sistem operasi. Harrdisk merupakan media penyimpanan yang harus dimiliki oleh komputer dewasa saai ini.

c.NFS Image
instalasi sistem opersi jaringan dapat dilakukan melalui NFS server. Untuk instalasi dengan NFS server dibutuhkan network atau PMCIA boot disket(bootnet.img).

d.FTP
instalasi dapat juga dilakukan melalui FTP server namun dibutuhkan network ataau PMCIA boot disket. Proses instalasi memerlukan jaringan sehingga jarang dilakukan karena distribusi sistem operasi lebih jarang.

e.HTTP
instalasi dapat juga dilakukan dengan HTTP server,seperti halnya FTP cara ini juga membutuhkan network.

demikian artikel yang saya dapat buat , semoga bermanfaat , terimakasih...

Friday 22 November 2013

IP Address v6

Pada tulisan ini saya akan menjelaskan mengenai IP versi 6 dan bagaimana cara pengalokasiannya, dimana artikel ini pernah dimuat di majalah Infokomputer. Saat ini untuk request IP address dilakukan melalui lembaga yang telah ditunjuk oleh IANA (Internet Assigned Numbers Authority) yang ditentukan berdasarkan wilayah, diantaranya adalah APNIC (Asia Pacific Network Information Center) yang khusus menangani request IP address untuk wilayah Asia Pasifik, diantaranya wilayah yang dilayani oleh APNIC adalah Indonesia. Organisasi serupa yang menangani kawasan Amerika Utara, Amerika Selatan, Karibia, dan Afrika Sub Sahara adalah ARIN, sedangkan di Eropa, Timur Tengah, dan sebagian Afrika adalah RIPENCC.
IP address yang bahasa awamnya bisa disebut dengan kode pengenal komputer pada jaringan/ Internet memang merupakan komponen vital pada Internet, karena tanpa IP address sudah pasti tidak akan dikenal Internet. Setiap komputer yang terhubung ke Internet setidaknya harus memiliki sebuah IP address pada setiap interfacenya dan IP address sendiri harus unik karena tidak boleh ada komputer/server/perangkat network lainnya yang menggunakan IP address yang sama di Internet. IP address adalah sederetan bilangan binary sepanjang 32 bit, yang dipakai untuk mengidentifikasi host
pada jaringan. IP address ini diberikan secara unik pada masing-masing komputer/host yang tersambung ke internet. Packet yang membawa data, dimuati IP address dari komputer pengirim data, dan IP address dari komputer yang dituju, kemudian data tersebut dikirim ke jaringan. Packet ini
kemudian dikirim dari router ke router dengan berpedoman pada IP address tersebut, menuju ke komputer yang dituju. Seluruh host/komputer yang tersambung ke Internet, dibedakan hanya berdasarkan IP address ini, jadi jelaslah bahwa tidak boleh terjadi duplikasi. Sehingga IP address ini
dibagikan oleh beberapa organisasi yang memiliki otoritas atas pembagian IP address tersebut, seperti APNIC (Asia Pacific Network Information Center).
Pada IPv4 ada 3 jenis Kelas, tergantung dari besarnya bagian host, yaitu kelas A (bagian host sepanjang 24 bit , IP address dapat diberikan pada 16,7 juta host) , kelas B (bagian host sepanjang 16 bit = 65534 host) dan kelas C (bagian host sepanjang 8 bit = 254 host ). Administrator jaringan mengajukan
permohonan jenis kelas berdasarkan skala jaringan yang dikelolanya. Konsep kelas ini memiliki keuntungan yaitu : pengelolaan rute informasi tidak memerlukan seluruh 32 bit tersebut, melainkan cukup hanya bagian jaringannya saja, sehingga besar informasi rute yang disimpan di router, menjadi kecil. Setelah address jaringan diperoleh, maka organisasi tersebut dapat secara bebas memberikan address bagian host pada masing-masing hostnya. Pemberian alamat dalam internet mengikuti format IP address (RFC 1166). Alamat ini dinyatakan dengan 32 bit (bilangan 1 dan 0) yang dibagi atas 4 kelompok (setiap kelompok terdiri dari 8 bit atau oktet) dan tiap kelompok dipisahkan oleh sebuah tanda titik. Untuk memudahkan pembacaan, penulisan alamat dilakukan dengan angka desimal, misalnya 100.3.1.100 yang jika dinyatakan dalam binary menjadi 01100100.00000011.00000001.01100100. Dari 32 bit ini berarti banyaknya jumlah maksimum alamat yang dapat dituliskan adalah 2 pangkat 32, atau 4.294.967.296 alamat. Format alamat ini terdiri dari 2 bagian, netid dan hostid. Netid sendiri menyatakan alamat jaringan sedangkan
hostid menyatakan alamat lokal (host/router). Dari 32 bit ini, tidak boleh semuanya angka 0 atau 1 (0.0.0.0 digunakan untuk jaringan yang tidak dikenal dan 255.255.255.255 digunakan untuk broadcast). Dalam penerapannya, alamat internet ini diklasifikasikan ke dalam kelas (A-E).
Alasan klasifikasi ini antara lain :
• Memudahkan sistem pengelolaan dan pengaturan alamat-alamat.
• Memanfaatkan jumlah alamat yang ada secara optimum (tidak ada alamat yang terlewat).
• Memudahkan pengorganisasian jaringan di seluruh dunia dengan membedakan jaringan tersebut termasuk kategori besar, menengah, atau kecil.
• Membedakan antara alamat untuk jaringan dan alamat untuk host/router.
Pada tabel dibawah dijelaskan mengenai ketersediaan IPv4 berdasarkan data dari APNIC sampai akhir tahun 1999 yang lalu dan total IP yang sudah dialokasikan ke tiap – tiap negara di Asia Pasifik..
Perkembangan Internet dan network akhir-akhir ini telah membuat Internet Protocol (IP) yang merupakan tulang punggung networking berbasis TCP/IP dengan cepat menjadi ketinggalan zaman, saat ini berbagai macam aplikasi yang menggunakan Internet, diantaranya transfer file (ftp), surat elektronik
(e-mail), akses jarak jauh (remote access), Multimedia menggunakan Internet, dan lain sebagainya.
Perkembangan ini telah membuat terlampauinya kapasitas jaringan berbasis IP untuk mensuplai layanan dan fungsi yang diperlukan. Sebuah lingkungan seperti Internet membutuhkan dukungan pada lalu-lintas
data secara real-time maupun fungsi sekuriti. Kebutuhan akan fungsi sekuriti ini saat ini sangat sulit dipenuhi oleh IP versi 4 atau sering disebut IPv4. Hal ini mendorong para ahli untuk merumuskan Internet Protocol baru untuk menanggulangi keterbatasan resource Internet Protocol yang sudah mulai
habis serta menciptakan Internet Protocol yang memiliki fungsi sekuriti yang reliability. Pada tanggal 25 Juli di Toronto pada saat pertemuan IETF telah direkomendasikan penggunaan IPv6 atau ada yang menyebutnya dengan IPng (IP next generation) yang dilatarbelakangi oleh keterbatasan
IPv4 yang saat ini memiliki panjang 32 bit, akibat ledakan pertumbuhan jaringan. Pengembangan IPv6, atau ada yang menyebutkan dengan nama IP Next Generation yang direkomendasikan pada pertemuan IETF di Toronto tanggal 25 Juli 1994 dilatarbelakangi oleh kekurangan IP address yang saat ini memiliki panjang 32 bit, akibat ledakan pertumbuhan jaringan. IPv6 merupakan versi baru dari IP yang merupakan pengembangan dari IPv4.
Keunggulan IPv6 :
a. Otomatisasi berbagai setting / Stateless-less auto-configuration (plug&play) Address pada IPv4 pada dasarnya statis terhadap host. Biasanya diberikan secara berurut pada host. Memang saat ini hal di
atas bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi tambahan saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk mensetting secara otomatis disediakan secara standar dan merupakan defaultnya. Pada setting
otomatis ini terdapat 2 cara tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.
♦ Setting otomatis stateless, pada cara ini tidak perlu menyediakan server untuk pengelolaan dan pembagian IP address, hanya mensetting router saja dimana host yang telah tersambung di jaringan dari router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari address dari jaringan tersebut.
Kemudian host menambah pattern bit yang diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP address sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host tersebut. Pada informasi unik bagi host ini, digunakan antara lain address MAC dari jaringan interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu memberikan paling sedikit 48 bit (sebesar address MAC) terhadap satu jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan address yang buruk.
♦ Setting otomatis statefull adalah cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan pada host dengan menyediakan server untuk pengelolaan keadaan IP address, dimana cara ini hampir mirip dengan cara DHCP pada IPv4. Pada saat melakukan setting secara otomatis, informasi yang dibutuhkan antara router, server dan host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol) yang telah diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP (Internet Group management Protocol) yang dipakai pada multicast pada IPv4. Keamanan (IP layer privacy and authentication)
Saat ini metode dengan menggunakan S-HTTP(Secure HTTP) untuk pengiriman nomor kartu kredit, ataupun data pribadi dengan mengenkripsinya, atau mengenkripsi e-mail dengan PGP (Pretty Good
Privacy) telah dipakai secara umum. Akan tetapi cara di atas adalah securiti yang ditawarkan oleh aplikasi. Dengan kata lain bila ingin memakai fungsi tersebut maka kita harus memakai aplikasi tersebut. Jika membutuhkan sekuriti pada komunikasi tanpa tergantung pada aplikasi tertentu maka
diperlukan fungsi sekuriti pada layer TCP atau IP, karena IPv4 tidak mendukung fungsi sekuriti ini kecuali dipasang suatu aplikasi khusus agar bisa mendukung sekuriti. Dan IPv6 mendukung komunikasi
terenkripsi maupun Authentication pada layer IP. Dengan memiliki fungsi sekuriti pada IP itu sendiri, maka dapat dilakukan hal seperti packet yang dikirim dari host tertentu seluruhnya dienkripsi. Pada
IPv6 untuk Authentication dan komunikasi terenkripsi memakai header yang diperluas yang disebut AH (Authentication Header) dan payload yang dienkripsi yang disebut ESP (Encapsulating Security Payload). Pada komunikasi yang memerlukan enkripsi kedua atau salah satu header tersebut
ditambahkan. Fungsi sekuriti yang dipakai pada layer aplikasi, misalnya pada S-HTTP dipakai SSL sebagai metode encripsi, sedangkan pada PGP memakai IDEA sebagai metode encripsinya. Sedangkan manajemen kunci memakai cara tertentu pula. Sebaliknya, pada IPv6 tidak ditetapkan cara tertentu dalam metode encripsi dan manajemen kunci. Sehingga menjadi fleksibel dapat memakai metode manapun. Hal ini dikenal sebagai SA (Security Association). Fungsi Sekuriti pada IPv6 selain pemakaian pada komunikasi terenkripsi antar sepasang host, dapat pula melakukan komunikasi terenkripsi antar jaringan dengan cara mengenkripsi packet oleh gateway dari 2 jaringan yang melakukan komunikasi tersebut.
Perbaikan utama lain dari IPv6 adalah:
• Streamlined header format and flow identification
• Expanded addressing capability
• More efficient mobility options
• Improved support for options/extensions,
Kegunaan perbaikan tersebut dimaksudkan agar dapat merespon pertumbuhan Internet, meningkatkan reliability, maupun kemudahan pemakaian. Perubahan terbesar pada IPv6 adalah perluasan IP address dari 32 bit pada IPv4 menjadi 128 bit. 128 bit ini adalah ruang address yang kontinyu dengan menghilangkan konsep kelas. Selain itu juga dilakukan perubahan pada cara penulisan IP address. Jika pada IPv4 32 bit dibagi menjadi masing-masing 8 bit yang dipisah kan dengan “.” dan di tuliskan dengan angka desimal, maka pada IPv6, 128 bit tersebut dipisahkan menjadi masing-masing 16 bit yang tiap bagian dipisahkan dengan “:” dan dituliskan dengan hexadesimal. Selain itu diperkenalkan pula struktur bertingkat agar
pengelolaan routing menjadi mudah. Pada CIDR (Classless Interdomain Routing) tabel routing diperkecil dengan menggabungkan jadi satu informasi routing dari sebuah organisasi.
Untuk memahami tentang struktur bertingkat address pada IPv6 ini, dengan melihat contoh pada address untuk provider. Pertama-tama address sepanjang 128 bit dibagi menjadi beberapa field yang dapat berubah panjang.
Jika 3 bit pertama dari address adalah “010″, maka ini adalah ruang bagi provider. Sedangkan n bit berikutnya adalah registry ID yaitu field yang menunjukkan tempat/lembaga yang memberikan IP address. Misalnya IP
address yang diberikan oleh InterNIC maka field tersebut menjadi “11000″. Selanjutnya m bit berikutnya adalah provider ID, sedangkan
o bit berikutnya adalah Subscriber ID untuk membedakan organisasi yang terdaftar pada provider tersebut. Kemudian p bit berikutnya adalah Subnet ID, yang menandai kumpulan host yang tersambung secara topologi
dalam jaringan dari organisasi tersebut. Dan yang q=125-(n+m+o+p) bit terakhir adalah Interface ID, yaitu IP address yang menandai host yang terdapat dalam grupgrup yang telah ditandai oleh Subnet ID. Subnet ID dan
Interface ID ini bebas diberikan oleh organisasi tersebut. Organisasi bebas menggunakan sisa p+q bit dari IP address dalam memberikan IP address di dalam organisasinya setelah mendapat 128-(p+q) bit awal dari IP address. Pada saat itu, administrator dari organisasi tersebut dapat membagi menjadi bagian sub-jaringan dan host dalam panjang bit yang sesuai, jika diperlukan dapat pula dibuat lebih terstruktur lagi. Karena panjang bit pada provider ID dan subscriber ID bisa berubah, maka address yang diberikan pada provider dan jumlah IP address yang dapat diberikan oleh provider kepada pengguna dapat diberikan secara bebas sesuai dengan kebutuhan. Pada IPv6 bagian kontrol routing pada address field disebut prefix, yang dapat dianggap setara
dengan jaringan address pada IPv4.
Address IPv6 dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
♦ Unicast Address (one-to-one) digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu
host.
Pada Unicast address ini terdiri dari : 􀀑 Global, address yang digunakan misalnya untuk address provider atau address geografis. 􀀑 Link Local Address adalah address yang dipakai di dalam satu link saja. Yang dimaksud
link di sini adalah jaringan lokal yang saling tersambung pada satu level. Address ini dibuat secara otomatis oleh host yang belum mendapat address global, terdiri dari 10+n bit prefix yang dimulai dengan “FE80″ dan field sepanjang 118-n bit yang menunjukkan nomor host. Link Local Address digunakan pada pemberian IP address secara otomatis.
􀀑 Site-local, address yang setara dengan private address, yang dipakai terbatas di dalam site saja. Address ini dapat diberikan bebas, asal unik di dalam site tersebut, namun tidak bisa mengirimkan packet dengan tujuan alamat ini di luar dari site tersebut.

IP ADDRESS VERSI 6

IP Address Versi 6 yang biasa juga disebut sebagai IPv6 merupakan jenis pengalamatan dalam sebuah jaringan yang digunakan pada protokol jaringan TCP/IP. Untuk panjang total adalah 128-bit dan mampu mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh dunia, sebagai contoh IPv6 adalah
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
Tidak seperti IPv4 yang hanya memmiliki panjang 32-bit (total alamat yang dapat dicapai adalah 4,294,967,296 alamat), IPv6 memiliki panjang 128-bit yang mecapai 4 miliar alamat, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat yang dihasilkan karena ada beberapa limitasi sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja.
Sama halnya dengan IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur alamat secara otomatis. IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6 konfigurasi alamatnya menggunakan DHCP Server dinamakan stateful address configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan stateless address configuration.
Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6 yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6 tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah format prefix.
Dalam IPv6, alamat 128-bit dibagi kedalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan kedalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:), olehnya format notasi yang digunakan IPv6 disebut dengan colon-hexadecimal format, sementara IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.
Berikut adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner :
00100001110110100000000011010011000000000000000000101111001110110 000001010101010000000001111111111111110001010001001110001011010
untuk menerjemahkannya kedalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner di atas harus dibagi kedalam 8 buah blok berukuran 16-bit :
0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011 0000001010101010 0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010
selanjutnya setiap blok 16-bit harus dikonversikan kedalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua :
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
Alamat diatas dapat juga kita sederhanakan dengan membuang angka 0 (nol) pada awal setiap blok yang berukuran 16-bit diatas dengan menyisakan 1 digit terakhir. Berikut hasil penyederhanaan alamat diatas :
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A
Untuk menghindari kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini sebaiknya hanya digunakan sekali saja untuk setiap alamat, karena kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh setiap tanda titik dua (:) yang berada dalam alamat tersebut.
Berikut tabel ilustrasi penyederhanaan alamat IPv6 : IP Address versi 6 
Seperti inilah IPv6 cukup rumit bukan tahapan penyederhanaan alamat sehingga lebih mudah dalam penulisannya. Semoga artikel singkat ini bermanfaat.